Jumat, 02 November 2012

Sistem Kelistrikan Body



Komponen-Komponen Pendukung Rangkaian Sistem Kelistrikan Body
  • Baterai
    Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah DC (Dirrect Current) pada sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagai sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40–70 AH (Ampere Hour).
12 Volt Baterai
Gambar 9. Baterai
Baterai mempunyai 2 kutub, yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-) atau minus diberi kode 31.
  • Kunci Kontak (Switch)
    Kelistrikan otomotif pada mobil menggunakan kunci kontak (Ignition Swtch) sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga (baterai).
Kunci kontak
Gambar 10. Kunci kontak
Kunci kontak mempunyai beberapa posisi, yaitu ;
Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
ACC : terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan accecoris
ON / IG : terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
START : untuk start
  • Saklar
Kunci kontak
Gambar 11. Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)
Saklar di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau menarik dan melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke 56b atau sebaliknya. Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti, pada posisi tidak ditarik (posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan dengan 30 (+ baterai). Bila ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai) akan berhubungan dengan 56 (ke saklar dim).
  • Sekring (fuse)
    Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya sekring (fuse) rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay, fleser, dan yang lainnya tidak akan rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan singkat karena sekring akan putus terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam, baik bentuk (konstruksi) maupun jenis filamennya.
Sekring jenis good (a)  dan sekring jenis cartridge (b)
Gambar 13. Sekring jenis good (a) dan sekring jenis cartridge (b)

  • Pengedip (Flase)
    Pengedip (
    flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu akan berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu jenis bimetal dan magnet.
Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
Gambar 14. Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
  • Relay
    Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara elektrik. Cara kerjanya, bila dialiri arus listrik, kumparan akan menjadi magnet sehingga kontak poin tertarik dan terhubung. Ada dua jenis
     relay, yaitu relay bila dialiri arus listrik kontak poin akan terhubung dan relay bila dialiri arus listrik akan terputus.
Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
Gambar 15. Detail relay jenis terbuka (a), relay jenis tertutup (b) dan foto relay (c)
  • Kabel Penghubung
    Kabel adalah suatu komponen yang digunakan untuk menghubungkan komponen satu dengan komponen yang lainnya yang terbuat dari tembaga dan diberi isolasi supaya tidak terjadi konseleting. Diameter kabel terdiri atas berbagai ukuran. Penggunaan kabel berbeda-beda ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang mengalir. Bila arus yang mengalir besar, berarti harus menggunakan kabel yang berdiameter besar, tetapi bila arus yang mengalir kecil, cukup menggunakan kabel yang berdiameter kecil.

Detail flaser (a) dan foto flaser (b)
Gambar 16. Jenis kabel

Jumat, 08 Oktober 2010

POMPA ANGGUK

. Pengertian Dasar
Pompa angguk merupakan suatu pompa yang di design khusus untuk memindahkan fluida dari dalam tanah kepermukaan. Pompa ini menggunakan piston sebagai komponen utama untuk menghisap fluida dari dalam tanah tersebut. Pompa ini biasanya digunakan pada pengeboran minyak.
Pompa angguk untuk mengangkat fluida (minyak) dengan kapasitas produksi rendah. Tergantung pada ukurannya pompa ini menghasilkan 5-40 liter fluida pada setiap langkah. . Ukuran pompa juga ditentukan oleh kedalaman dan berat dari minyak yang akan dipindahkan atau dihisap. Pompa ini menggunakan mekanisme putar motor untuk menggerakkan poros pompa yang kemudian diteruskan ke  gerakan translasi dan menggerakkan poros pompa kemudian menjadi gerak mengangguk. Istilah teknik untuk jenis ini adalah mekanisme berjalan balok. Itu sering digunakan dalam  kelautan desain mesin uap di tahun 1700-an dan 1800-an.
Pompa ini didukung dengan sebuah penggerak mula. Yang biasanya sebuah motor listrik tapi pada lokasi terpencil tanpa akses listrik digunakan motor bakar. Biasanya di gunakan mesin diesel. Pada daerah tertentu mesin motor ditempatkan didalam sebuah tempat khusus untuk melindungi dari hujan dan panas.

2.. Komponen – komponen utama pompa angguk
1.      Prime mover
2.      Crank
3.      Gear reducer
4.      Counter weight
5.      Pitman arm
6.      Walking beam
7.      Horse head
8.      Bridle
9.      Polished rod
10.  Tubing
11.  Casing
12.  Down-hole pump 


Cara kerja pompa angguk
Penggerak mula (prime mover) ini di kop dengan transmisi kemudian diteruskan ke sepasang crank, biasanya dengan counterweights. Kemudian diubah menjadi gerak naik turun pada pit arm. lalu diteruskan ke walking beam, pada ujung walking beam terdapat horse head ( karena bentuknya mirip dengan kepala kuda). Pada bagian bawah horse head ini terdapat sebuah kabel (bridle), ini biasanya terbuat dari baja atau fiberglass. Bridle ini dihubungkan ke polished rod, kemudian polished rod diikat pada piston yang melewati tubing (sebuah pipa yang membentang ke dasar sumur melalui fluida yang dihisap). Piston ini lah yang berfungsi untuk menghisap fluida dari bawah tanah menuju atas dengan mekanisme – mekanisme yang telah disebutkan diatas.
            Dibagian bawah tubing terdapat down-hole pump. Pompa ini terdiri dari dua buah katup, katup stasioner dibawah ini di sebut juga “standing valve”, dan sebuah katup pada piston terhubung kebagian bawah yang bergerak naik turun yang dikenal sebagai traveling valve.
            Fluida masuk dari dasar sumur masuk melalui perforasi yang telah dibuat melalui casing ( casing merupakan pipa yang lebih besar yang tertanam pada sumur). Ketika piston bergerak naik travelling valve tertutup dan standing valve terbuka, akibat  penurunan tekanan didalam barel. Akibatnya, fluida masuk dan piston mengangkat fluida ke atas. Ketika piston mulai bergerak kebawah, travelling valve terbuka dan standing valve tertutup akibat peningkatan tekanan di pompa barel. Kemudian piston mencapai akhir langkah dan kembali lagi keatas, proses ini berjalan secara continue.